Surat Dari Annisya Kepada Presiden Joko Widodo

Bungo, 12 Desember 2022

Dari : Annisyafitri Delmayani Septia
Kepada: Presiden Joko Widodo
Di Jakarta

Hai, Salam kenal, Pak. Perkenalkan saya penulis awam, nama saya Annisyafitri Delmayani Septia.

Saya bersekolah Di SMP IT Ad-Dhuha. Saat ini saya duduk di kelas VII. Jarak rumah dan sekolah saya jauh, oleh sebab itu saya memutuskan untuk boarding. Saya tinggal di asrama bersama beberapa teman dan kakak kelas saya. Kedua orang tua saya bekerja sebagai karyawan swasta di PT.Mega Sawindo yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah saya.

Pak Jokowi, apa kabar? Semoga bapak selalu dalam keadaan sehat walafiat.
Pak Jokowi, melalui surat ini saya ingin sedikit bercerita kepada bapak, tentang perubahan di sekolah lama saya.

Dulu, saat saya masih duduk di kelas 4 SD, sekolah saya mengalami perubahan. Siswa/siswinya yang dulunya selalu rutin membaca buku di perpustakaan,, di kelas, bahkan di kantin dan selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk hal-hal yang positif, kini sudah tak ada lagi. Semua itu hilang karena adanya wabah virus corona yang sudah tersebar ke penjuru dunia, termasuk ke daerah tempat tinggal saya. Yang dimana anak-anak menjadi sekolah dari rumah (Daring), membuat mereka semua memiliki handphone. Siswa/siswi yang tadinya tidak punya handphone menjadi punya karena mereka harus mengirim tugasnya menggunakan internet. Beberapa siswa memang ada yang menggunakan handphone orang tuanya. Namun, tidak dengan siswa lainnya yang orang tuanya harus memaksakan mencari pekerjaan sampingan untuk membelikan anaknya handphone. Memang, handphone itu mereka gunakan untuk mengerjakan tugas, tapi tidak selalu mereka gunakan untuk itu. Ada yang diam-diam bermain game online membuat paket datanya cepat habis, sehingga orang tuanya harus mengeluarkan biaya lagi untuk membelikan paket. Mungkin, orang tua mereka berfikir bahwa paket datanya habis karena digunakan anaknya untuk belajar dan mengerjakan tugas, padahal tidak, anaknya malah bermain game online Dan itu terus berlangsung selama kami daring.

Saat saya sudah duduk di kelas 6 SD, virus corona di daerah tempat tinggal saya sudah tidak ada, pemerintah sudah membolehkan sekolah saya untuk kembali normal seperti dulu lagi, saya sangat senang dan bersemangat karena akan kembali sekolah tatap muka lagi untuk yang pertama kalinya setelah sekian lamanya saya bersekolah di rumah. Namun tidak sesuai dengan ekspetsi saya. Teman-teman saya yang dulunya selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku kini sudah berubah, mereka menggunakan waktu luangnya untuk bermain game online bersama, dan ada pula yang bermain sosmed, itupun secara diam-diam supaya tidak ketahuan oleh guru, karena di sekolah saya tidak diperbolehkan membawa handpone.

Oleh sebab itu, pak. Saya ingin game online dihapus dari Indonesia. Karena, game online dapat merusak akal dan pola pikir para generasi bangsa Indonesia. Apalagi generasi muda, sangat mudah untuk dipengaruhi.

Baiklah pak. Segini aja cerita dari saya. Semoga bapak sehat selalu dan kapan-kapan bisa main ke sekolah lama saya.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Lembaran Asa yang Kembali Terbit

Lembaran Asa yang Kembali Terbit Rifan’s Meilan Dhani Saputra Di balik lorong yang panjang  Semak belukar kian terbentang Kutemui sebuah asa yang cemerlang  Asa yang menyatu dalam buku usang    Halaman-halaman yang dahulu lenyap Beribu asa yang dulu tiada Kini terbit setelah lama hirap Tertulis dalam akasara amat sederhana   Untaian skenario penuh asa Aksara

Baca selengkapnya...

Tempat Mencari Ilmu

Tempat Mencari Ilmu Khansa Muthmainnah Buku…Kau tempat mencari ilmuDi setiap lembaranmu Tersimpan benih-benih ilmu Apa pun yang kutak tahuSelalu ada di lembaran kertasmuSetiap diriku membacamuKumendapatkan wawasan baru Buku, karnamu diriku mendapatkan berjuta ilmuNamun entah apa yang terjadi pada dirikuSeketika itu…Diriku melupakanmu

Baca selengkapnya...