Jangan Putus Asa
Oleh: Salsa Sagina
Namaku Calista Shena Yunita. Aku duduk di bangku kelas sebelas, di salah satu SMA ternama di Jakarta. Aku sering dipanggil Cal. Munngkin dari nama depanku. Aku mempunyai sahabat yang bernama El Bara yang sangat akrab denganku. Dia merupakan siswa yang pandai di kelasku, tak jarang ia mendapatkan nilai yang bagus. Ia mempunya lesung pipi dan alis yang tebal.
Di pagi hari yang cerah dengan dihiasi embun bagi yang diiringi burung yang sedang bernyanyi. Aku duduk di kursi depanku menunggu kedatangan El yang berjanji akan menjemputku pagi ini. Lima belas menit aku duduk di kursi, lumayan lama si El datang. Di kejauhan tampak seseorang yang mengendarai sepeda motor nya dengan laju, aku heran siapa itu? Ternyata itu El.
“Maaf, agak lama. Soalanya tadi aku isi bensin dulu.” Ucap El.
“Iyah gak apa apa kok.” Sahutku dengan lembut.
Dua puluh menit jarak sekolah dari rumahku. Sampailah aku di sekolahan. Semua siswa memusatkan pandangannya ke arah ku dan El. Karena baru kali ini aku berangkat bersama El. Dengan memasang muka sedikit sangar aku dan El menuju kelas, karena 5 menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.
5 menit kemudian bu Liza memasuki kelas dengan muka agak pucat, tak biasanya bu Liza pucat seperti itu.
“Anak-anak di kerenakan ibu kurang enak badan jadi, ibu akan mengasih kalian tugas MTK.” Kata bu Liza dengan suara lemas.
“Alah ibu, masak iya tugas terus” Kata Virgo orang yang bandel dikelas.
“Tidak banyak kok. Hanya 25 soal saja. Jika tidak selasai hari ini boleh kok dikerjakan di rumah.” Kata bu Liza.
Kami semua pada kaget dengan soal yang buliza beri kepada kami. Aku dan El mengerjakan bersama.Sampai waktu selesai aku dan El baru mengerjakan 15 soal. Dikarenakan waktu yang di beri bu Liza hanya 1 jam. Dan akhirnya aku dan El memutuskan untuk mengerjakannya di rumah.
Tring….Bel pulang sekolahpun bebunyi. Suaranya menusuk sampai ke telinga terdalam. Aku dan El meuju parkiran motor untuk mengambil motornya El.
Setelah sampai dirumah aku mengajak El untuk melanjutkan tugas yang belum selesai
“Susah banget lohh soalnya.” Kataku kesal.
“Jangan bilang susah dulu. Emangnya kmu sudah cari?”
“Hehehe belum sih.”
“Oh iyah kamu punya buku paket matematika gak”Tanyanya.
“Oh punya kok bentar ya aku ambil dulu”
Setelah aku mengambil buku paket nya akhirnya aku mendapatkan jawaban dari soal tersebut.
“Hore aku dapet jawabannya.”
“Benar yah katamu. Jangan bilang susah dulu kalo belum dicari.” Lanjutanku
“Kamu tahu gak apa manfaaat buku?” Tanyanya
“Hemm gak, memang apa manfaat nya?”
“Buku banyak sekali manfaatnya,Buku memberi kita ilmu, buku memberi pengetahuan baru bagi kita yang belum tahu. Kayak kamu tadi belum di cari sudah bilang susah. Jadi sering-sering lah baca buku biar dapat manfaatnya.”
“Oh begitu ya, ya sudah deh aku mulai sekarang mau baca buku banyak-banyak lah biar pintar juga heheheh.”
Apa yang di ucapkan El tersebut membuat hatiku terbuka untuk mau membaca buku. Dan sampai sini aku baru paham bahwa banyak sekali manfaat dari sebuah buku.
“Hemm makannya jangan cepat putus asa ya.”
“Heheh iyah lah. Makasih ya sudah mau ngasih tahu aku manfaat buku.”
“Okeh sama-sama”
Dan akhirnya aku mengajak El ketoko buku.
“El anterin aku yok ketoko buku” Ajakan ku
“Mau ngepain?” Jawabnya
“Beli buku lah masak beli baju.”
Dan akhirnya aku dan El pergi ketoko buku dan membeli buku yang memiliki hikmah atau manfaat yang banyak.